LABORATORIUM PSIKOLOGI LANJUT
LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI KOGNITIF (Feature Detection)
DISUSUN OLEH :
Nama : Anggi
Prasetya Nugraha
NPM :
10516860
Kelas : 3PA15
Tutor : Mega
Anggraini
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2019
A.
Feature detection
Menurut
Goldstein (2008) feature detection adalah
neuron yang merespon pada fitu-fitur yang spesifik yang dianalisis dari orientasi,
ukuran dan seberapa kompleks fitur tersebut dalam likungan.
Freidenberg
dan Silverman (2006) berpendapat hal yang paling dikenal dalam teori feature detection adalah pandemonium. Ini
diambil dari nama mental kecil “demons”
yang mewakili pemrosesan suatu unit.
Sedangkan
menurut Solso, Maclin dan Maclin (2016) feature
detection adalah sebuah pendekatan terhadap masalah bagaimana kita
menyaring informasi dari stimulus rumit. Terori menyatakan bahwa pengenalan
objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh
pengidentifikasian oleh stimulus kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur
yang lebih sederhana. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, sebelum kita
memahami keseluruhan pola informasi visual, kita mereduksi dan menganalisi
komponen-komponen informasi visual.
Berdasarkan
definisi menurut beberapa tokoh diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa feature detection adalah proses
pengenalan stimulus melalui rangsangan visual.
B. Jenis-jenis demon
Menurut Freidenberg dan Silverman (2006) jenis-jenis demons dan tugasnya:
1.
Image demons, melihat objek secara keseluruhan.
2.
Feature demons, melihat ciri khusus pada pola.
3.
Cognitive demons, mengamati respon dari feature demons dan bertanggung jawab
mengenali pola.
4.
Decision demons, mendengar hasil teriakan cognitive demons.
II.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mendeteksi fitur-fitur stimulus dalam suatu
keadaan diantara stimulus lainnya.
III.
Point View
Pentingnya dilakukan praktikum untuk membantu praktikan memahami materi feature detection pada mata kuliah psikologi
kognitif dengan bantuan program CP3.
IV. Pelaksanaan
A.
Langkah-langkah
1.
Nyalakan komputer
2.
Klik Vmware
3.
Klik power visual
4.
Klik app CP3
5.
Klik experimentàchoose experimentàfeature detection
6.
Untuk memulai klik experimentàstart experiment setup
7.
Untuk memulai percobaan kita
dapat mengaktifkan tombol ON pada tiap percobaan yang terletak di pojok kiri. Tidak
harus semua percobaan dalam posisi ON.
8.
Setelah itu, dalam percobaan yang
telah aktif pilih karakter yang akan diisi pada kolom target dan distractor. Disini
dicontohkan karakternya p untuk target
serta q dan b untuk distractor. Disini
juuga bisa menambahkan warna(color),
jenis tulisan(font) dan ukuran
karakter(size) bisa dipilih. Dalam percobaan ini ada tiga percobaan diantaranya :
A.
Target p dan distractor q dan b
B.
Target p dengan warna pink(p), distractor
q warna coklat(q) dan b warna orange(b)
C.
Target p dengan warna pink(p) dengan font&size
(Arial, Bolditalic), distractor q
warna coklat(q) dengan font&size (Arial,Italic) dan b warna orange(b) dengan font&size (Arial,Bold)
9.
Selanjutnya klik FileàStartàwith autologging(untuk langkah yang B dan C pilih without
autologging agar tidak memasukkan file name lagi)
10. Isi file name dengan
nama_kelas dan klik ok
11. Isi subject dengan nama depan
dan klik ok
12. Setelah muncul intruksi(dalam bahasa inggri) klik start
13. Klik start untuk memulai percobaan
14. Banyak huruf yang muncul dilayar jika menemukan target klik preset dan jika tidak klik absent.
15. Setelah menjawab akan muncul jawaban yang telah dipilih benar atau salah
(correct/incorrect) serta waktu
menjawab dalam satuan msec.
16. Jika sudah selesai menjawab semua akan keluar notice dan klik ok
17. Isi file name dengan nama lengkap
tanpa spasi_kelas
18. Jika sudah menyelesaikan experiment
klik fileàexitàfileàexitàcloseàsuspend
19. Matikan kembali komputer.
B.
Hasil
Percobaan
A
|
no
|
C/M
|
waktu
|
|
1
|
CORRECT
|
6980 msec
|
|
2
|
CORRECT
|
9879 msec
|
|
3
|
CORRECT
|
2580 msec
|
|
4
|
CORRECT
|
881 msec
|
|
5
|
CORRECT
|
2250 msec
|
|
6
|
CORRECT
|
8570 msec
|
|
7
|
CORRECT
|
5881 msec
|
|
8
|
CORRECT
|
9068 msec
|
Percobaan
B
|
no
|
C/M
|
waktu
|
|
1
|
CORRECT
|
1641 msec
|
|
2
|
CORRECT
|
1920 msec
|
|
3
|
CORRECT
|
1969 msec
|
|
4
|
CORRECT
|
879 msec
|
|
5
|
CORRECT
|
721 msec
|
|
6
|
CORRECT
|
609 msec
|
|
7
|
CORRECT
|
441 msec
|
|
8
|
CORRECT
|
551 msec
|
Percobaan
C
|
no
|
C/M
|
waktu
|
|
1
|
CORRECT
|
990 msec
|
|
2
|
CORRECT
|
551 msec
|
|
3
|
CORRECT
|
721 msec
|
|
4
|
CORRECT
|
770 msec
|
|
5
|
CORRECT
|
551 msec
|
|
6
|
CORRECT
|
439 msec
|
|
7
|
CORRECT
|
441 msec
|
|
8
|
CORRECT
|
379 msec
|
V.
Jurnal Terkait
Jurnal 1
Judul : The essential decay of pandemonium : a
demonstration of errors in complex beta-decay schemes
Jurnal : Physics letters
Penulis : J.C. Hardy, L.C. Carraz, B. Jonson, P.G. Hansen
Volume : 71B(2)
Tahun : 1977
Tujuan : Untuk kasus 145Gd yang menimbulkan keraguan
pada banyak skema peluruhan yang ditentukan dari spektrum tersebut.
Metode
yang digunakan dalam penelitian adalah model statistik secara numerik. Sampel
yang digunakan adalah spektrum γ-ray. Menggunakan Simulasi komputer γ-ray spektrum
yang sesuai dengan peluruhan fiksi Pandemonium, yang dalam aplikasi ini telah
ditetapkan massa dan nomor atom 145Gd. Jelas hasil kami
memiliki implikasi yang lebih luas daripada hanya peluruhan 145Gd. Setiap skema
rumit / 3-peluruhan yang didasarkan pada analisis puncak 7-ray dan keseimbangan
intensitas sekarang harus dianggap sebagai diragukan. Dalam skema semacam itu,
pemberian makanan 13-peluruhan untuk setiap level dianggap sebagai perbedaan
antara intensitas total 7-ray yang mengurangi tingkat dan yang terlihat memberi
makan. Jika intensitas 7-ray yang signifikan tetap tidak teramati,
perbedaan-perbedaan ini tidak lengkap dan rasio percabangan yang diturunkan /
3-peluruhan, untuk semua kecuali transisi terkuat, bisa salah dengan urutan
besarnya. Dalam melepaskan nilai-nilai "terukur" untuk sebagian besar
/ 3-transisi dalam skema peluruhan yang kompleks, kesimpulan ini mencerminkan
sejumlah besar data yang ada, dan tentu saja menunjukkan perlunya mengevaluasi
kembali kegunaan dari seluruh kelas percobaan.
Jurnal 2
Judul : A contextual effect in feature detection
with application of signal detection methodology
Jurnal : Perception & psychophysics
Penulis : Marcus Womersley
Volume : 21(1)
Tahun : 1977
Tujuan : Menjawab pertanyaan apakah persepsi suatu
bentuk secara eksklusif ditentukan oleh analisis sebelumnya atas unsur-unsurnya.
Sampel diposisikan didalam ruangan
visual khusus yang sudah terpasang detektor sinyal untuk percobaan. Sampel percobaannya
adalah 10 orang dewasa diambil secara random.
Dalam percobaan ini signal detection sebagai
alat ukur. Dengan menggunakan deteksi sinyal, Eksperimen 1
mereplikasi temuan Weisstein dan Harris (1974) yang menyematkan fitur segmen
garis dalam konteks figural kesatuan yang memudahkan pendeteksiannya. Hasil
Eksperimen 2 menunjukkan bahwa agen yang paling mungkin dari konteks ini
berpengaruh pada deteksi fitur adalah tiga dimensi dari konteks kesatuan.
Dengan presentasi stimulus bi-hemiretinal. Eksperimen 3 menunjukkan efek
konteks yang signifikan di sebelah kanan, tetapi tidak di bidang visual kiri.
Beberapa paradigma saat ini diterapkan pada hasil ini.
VI. Kesimpulan
Pada percobaan yang telah praktikan lakukan, praktikan dapat menjawab
semua soal dalam setiap percobaan dengan benar tanpa ada salah satupun. Ini berarti
praktikan dapat merespon fitur-fitur yang spesifik yang dianalisis dari
orientasi, ukuran dan seberapa komplek fitur tersebut seperti yang diungkapkan
oleh Goldstein (2008).
VII.
Daftar
Pustaka
Freidenberg, F. & Silverman,
G. (2006). Cognitive science: A student’s
handbook. Fifth edition. New York: Psychology Press.
Goldstein, E., B. (2008), Cognitive psychology: connecting mind, research,
and everyday experience. Second edition. USA: Wadsworth Publishing.
Solso, R. L., Maclin, O. H.,
Maclin, M. K. (2016). Psikologi kognitif.
Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Hardy, J.C., Carraz, L.C., Jonson,
B. & Hansen, P.G. (1977). The essential decay of pandemonium : a
demonstration of errors in complex beta-decay schemes. Physics Letters,71 B(2),307-310.
Womersley, M. (1977). A contextual
effect in feature detection with application of signal detection methodology. Perception & psychophysic,21(1), 88-92.